Kamis, 06 Oktober 2011

''Memelihara Kedamaian Hati''

     Salah satu tanda kepribadian seorang muslim itu adalah berdzikir. Kita dianjurkan berdzikir setiap saat, dari bangun hingga tidur kembali. Secara harfiah, arti dzikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.

    Insya Allah, dengan membiasakan lidah untuk mengucap kalimat-kalimat thayyibah, akan semakin mempertinggi ma'rifat kita kepada Allah swt. Dengan dekat kepada Allah, hati jadi tenang. Berikut ini adalah tujuh kalimat thayyibah yang harus menjadi penghias bibir umat setiap waktu.

  1. Bismillahirrahmanirrahim.

      Diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. Insya Allah, jika lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Karena senantiasa kita diingatkan bahwa ada Allah yang melihat perbuatan kita.
        Kalimat ini sekaligus mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita yang hina ini. Juga setiap perbuatan kita, hendaknya semua berada di garis yang ditetapkan Allah.
Dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan, "Bahwa setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu tak berkah."

2. Alhamdulillah

    Inti dari ucapan dzikir ini adalah ungkapan rasa syukur atas karunia dan rahmat Allah swt. Sesungguhnyalah, pancaran perasaan syukur adalah energi kehidupan yang sangat besar bagi manusia. Mereka yang paling banyak bisa bersyukur, berarti telah memiliki yang terbanyak dibanding orang lain. Mengenai hal ini difirmankan dalam QS. Ibrahim ayat 7, bahwa Allah akan menambah rahmat nikmat-Nya kepada mereka yang mampu bersyukur.
      Dengan mengucap kalimat ini setiap selesai melakukan satu pekerjaan, manusia seakan menguatkan keyakinannya bahwa tak akan pernah terjadi sesuatupun tanpa campur tangan Allah. Jika sesuatu itu baik, dirasakan sebagai pertolongan Allah. Jika sesuatu itu kurang baik, tetap disyukuri dengan berkeyakinan bahwa itupun sudah lebih baik dari pada tidak sama sekali.

      Dan manakala seseorang telah terbiasa mengucap syukur untuk hal-hal yang kecil, maka ketika Allah menganugerahkan nikmat yang sedikit lebih besar, maka kenikmatan yang dirasakan orang tersebut akan berlipat ganda.

3. Astaghfirullah

         Difirmankan dalam QS. Ali Imran 135, "Orang-orang yang berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan."

        Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna. Setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan 'obat' bagi kekhilafan tersebut. Bagi mereka yang pandai meminum obat ini, maka mereka tak akan terserang penyakit hati yang lebih serius. Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah berbuat khilaf.

       Ummat Islam harus membasahkan bibir mereka dengan istighfar ini, sehingga noda-noda dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenahi.

Sayangnya, seringkali manusia terlambat menyadari kekhilafannya itu. Untuk menghindari keterlambatan tobat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan dzikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah saw sendiri, yang sudah dijamin ma'shum, (terjaga dari dosa), dalam sehari mengucap istighfar setidaknya 100 kali.

4. Insya Allah

       Diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Dzikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang diikat 100 % antar manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. Al Kahfi, 23-24).

       Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang memandang negatif kalimat ini.

        Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah yang sewaktu-waktu bisa membuyarkan rencana.

5. Laa Haula walaa quwwata illaa billaah.

      Dzikir yang merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasanya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam). Kalimat thayibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (Qs Ali Imran : 159).

6. Laa Ilaaha Illallah

       Banyak hadis nabi Muhammad yang menyebutkan keutamaan kalimat thayibah ini. Bahkan disebutkan pula sebagai kunci pintu surga. Dalam prakteknya, masih banyak muslim yang terus menerus melafalkan kalimat ini dalam setiap kesempatan, sayangnya, masih hanya sekedar refleks bibir saja.
Padahal, andai seseorang mengucapkan dzikir ini sembari mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena penjabaran arti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa dirasakan di setiap waktu dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.

7. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

      Sungguh benar bahwa manusia adalah milik Allah, dan setiap inci pergerakan tubuhnya beradadalam genggaman Nya. Namun kenyataan bahwa segala sesuatu itu pasti kembali kepada pemiliknya, Allah SWT, tak jarang sulit untuk bisa diterima manusia. Dzikir yang diucapkan di saat menghadapi musibah ini akan membantu kita untuk mengingat akan hal ini.

     Insya Allah, dengan membiasakan meresapi hikmah kalimat ini, kita menjadi lapang dada dalam menghadapi setiap peristiwa, seburuk apapun, yang sudah menjadi takdir kita. Semakin dalam seseorang menghayati hikmah dzikir ini, semakin ringan dia menghadapi kehidupan yang berat ini, tanpa harus menghadapi stress maupun depresi.

By''Sari

''Memorial Keluarga Kecil Sari''

Dalam bahagia Kita Bersama
Dalam Tangis kita teatp bersama
Bahagia Kalian ''Bhagia bagi  sari
Tangis Kalian ''tangis bagi sari

Demi Kalian Untuk bahagia
Demi Kalian Unruk Ceria
Demi kalian Untuk Gembira
Demi Masa Depan Kalian Cerah
Kita Kan sllu bersama
Dengan Berjabat Tangan, Kasih Doa Suka Cita

Sari akan selalu sayang Kalian
Kalian semangat Bagi sari
Kalian Penghapus Duka sari

Jengkel sari Demi kebaikan kalian
Bawel Sari karena cynk kalian
D0a Sari akan selalu menyertai Kalian

Inilah Memorial Keluarga Kecil Sari
Inilah Keluara Kecil Yang Mandiri

Sayangi Keluarga Kalian
Dialah sorga Di Dunia bagi kalian
Cintai Keluarga Kalian
Dialah tonggak Penguat bagi kalian

''Kenangan Indah Dalam Goresan Batik''

       Hembusan angin malam itu seolah menyapanya dengan riuhnya suara angin, membuat Arfa beranjak dari lamunanya. Arfa itulah panggilan dari kedua orang tuanya yang demikian pula disapa oleh teman-temannya. Arfa bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta PT. Surya Permata, yang tidak begitu jauh dari pemukimannya lebih kurang dua puluh lima menit untuk tiba ditempat kerjanya, yang mana tempat kerjanya itu tempat pengiriman barang dan siap untuk mengirimkan barang. Arfa sudah cukup lama bekerja hingga bos dan teman-temannya sudah cukup mengenal kepribadiannya yang sedikit pemalu, humoris dan selaldu menyukai kesederhanaan. Dengan secangkir kopi hangat buatan ibunya yang menemani sepinya malam di teras rumahnya, yang bertiangkan tembok besar bercorakkan burung merak dalam goresan batik yang sangat di sukai keluarganya, yang membuatnya bernafsu menghirup kopi hangat dengan dinginnya angin malam yang riuh.

     Teringat dengan kakaknya yang telah meninggalkannya. Dimana kakaknya selalu menasehatinya walau mereka hanya dua saudara namun terasa ramai bila dia dan kakaknya selalu bersama. Ibu dan ayahnya pun begitu menyayanginya namun kini tinggalah namanya serta kenangan bersamanya, hemm dengan nafas panjangnya dalam benaknya bergumam. Semua telah berlalu, dengan berjalan masuk menuju kepembaringannya. Diiringi angin malam yang dingin membawanya tertidur lelap.

                                                                                     ***

Keesokan harinya Ia terbangun dengan ketukan pintu dikamarny.

Tok’’tok. Arfa sudah jam tujuh. Ayo’ bangun kamu enggak mau kerja ?,

sapa ibu dari balik pintu kamarnya.

Yaa’’Bu sudah bangunni, jawabnya, dengan malas bangkit dari pembaringan.

Setelah berapa menit kumenatap jam beker dikamarnya, ia bergegas mandi dan bersiap-siap dengan seperti biasa motor kesayangannya Suprafit. Dengan Ia lap bersi dan di hidupkan.

‘’Arfa kamu enggak sarapan dulu!, sapa ibu dari meja makan yang menoleh kearahnya, sambil mengunyah sarapan yang selalu ia sediakan ibunya setiap pagi, namun pagi ini seolah malas sekali perutnya untuk berisi makanan.

‘’Enggak usah bu’’, nanti di tempat kerja saja sarapanya. Jawabnya ‘’Kamu ini kenapa enggak seperti biasanya lo ?

Tanya ayahnya

‘’Lagi malas makan yah’’jawabnya singkat seraya mencium tangan ayah dan ibunya meminta izin bekerja pada mereka. Dalam perjalanan Ia melihat sekumpulan orang disebuah tokoh baru, yang membuat hatinya bertanya apakah gerangan terjadi , setelah Ia mendekati dan turun dari motornya. Ia melihat bermacam-macam kain batik baju serta hiasan dinding lainnya, Yang dikerumuni orang yang ingin melihat dan membelinya. Membuatnya turut andil dan melihatnya namun setelah melihat jam tangan nya Ia bergegas tancap gas menuju ketempat kerjanya.

                                                                                        ***

‘’Hei Arfa’’.Ttumben kamu datang pagi hari ini. Nita salah satu teman wanita yang bekerja sama dengannya. Dengan senyum tipisnya menyapa Arfa.

‘’Owh Ya, Bukankah ini sudah menunjukkan pukuk 07.30 WIB, atau jam tanganmu mati. Haruskah aku memperbaikinya dengan tawa kecil jawab Arfa geli. Nita adalah teman yang selalu perhatian dengannya sejak pertama dia masuk bekerja hingga sekarang ia selalu menyapa dan menyebut nama Arfa dalam kata-katanya, hingga teman kerja yang lain menggosipin merka berpacaran. Namun Arfa dan Nita biasa saja menaggapinya, walau Arfa merasa agak janggal dengan sikap Nita seolah dia penggemar beratnya. Nita terbelalak mendengar jawabannya.

‘’Hah apa katamu. Jam tanganku ini mahal, ini kado pemberian ayahku, jawabnya dengan dahi berkerut melihat jam tangannya dengan jarumjamnya tak bergerak.

‘’Owh ya ‘’sini kulihat dengan menarik tangan Nita, Arfa melihat jam tangannya yang ternyata memang tak berjalan jarum jamnya.Arfa pun tertawa lepas.

Ha’ha’ha, begitu indah jam tanganmu. Hupz lalu terhenti seketika tawanya setelah melihat teman yang lain menghampiri kami. Ada apa Arfa begitu senangnya kamu hari ini, sapa Irwan salah satu teman Arfa. Mmm jawab Arfa kaku, Nita hanya cemberut melihat mereka Nitapun langsung bicara pada teman yang lainnya kalau Arfa akan lebih rajin lagi bekerja dan selalu datang pagi. Teman yang lain menimpalinya bukankah Arfa sangat malas datang pagi sekarang sudah hampir pukul 08.00 WIB,loh. Mereka semuapun tertawa dan kembali bekerja menyusun barang yang siap untuk dikirim

‘’Wah Kalian benar-benar terlalu dengan senyum tipisku menunjuk teman-temanku yang kemudian bekerja kembali.

       Setelah jam makan siang kami beristirahat sejenak dengan duduk bersama di sebuah gudang berisi barang yang akan kami kirimkan tempat kami biasa istirahat sehabis makan siang ,ia mengajak Nita berbicara tentang apa yang di lihatnya pagi tadi dan ia mengajak nita kesana.. Tanpa menanyakan lagi Nita langsung menyetujuinya, Ia pun senang mendengarnya. Sepulangnya mereka berdua mampir di toko baru tersebut. Merekapun melihat beberapa hiasan dinding yang di pajanga rapi di lemari susun, tiba-tiba Nita menarik Arfa dan menunjukkan kereta kuda yang diukir gambar batik yang separuh dari keretanya tidak dipenuhi cat ukiran batik.

                                                                                          ***

     ''Lihat ini Arfa bagus sekali bila kita tulis nama kita sendiri dengan ukiran batik, dengan memegang kereta kuda dan menunjukkan padaku. Seketika seorang ibu dengan rambut sedikit beruban dengan kaca matanya ia berceloteh mendekati kami.

’’Ia nak, ini bagus sekali bila kalian bisa ukir lagi, dengan melihat kereta kuda yang dipegang Nita Arfa pun mendekati Bapak setengan baya yang sibuk dengan barang pernak-pernik batik yang diperdagangkannya yang tontoni banyak orang itu. Menanyakan harga kereta kuda yang di tunjukkan nita padanya.



‘’Berapa pak harga kereta kuda itu sambil menunjuk ke arah Nita yang memegang kereta kuda. Dengan menyipitkan matanya melihat kereta kuda yang di pegang Nita. Rp. 150.000-nak jawab Bapak setengah baya itu, dengan menarik napas panjang aku melihat isi dompetku yang mempunyai uang pas Rp.150.000-,akupun membelinya dan memberikannya pada Nita. Dengan bahagianya ia membawa kereta kuda itu dan dalam perjalanan ia bergumam sendiri.

‘’Alangkah cantiknya nanti kereta kuda ini di ukir nama Fanni( Arfa dan nita ) hmm bagus didengar dengan senyumnya sendiri,wah kamu ini kenapa sih nita tanyaku aneh.

    Dengan senyum tipisnya ia menjawab taukah kamu mungkin lusa aku tidak bekerja lagi. Dengan terkejutnya Arfa mematikan mesin motor seketika dan meoleh pada nita yang duduk di belakangnya.

‘’Apa katamu ?. Kamu tidak bekerja lagi. Kenapa ? Tanya Arfa terkejut.’’

‘’Ayahku dipindahkan kerjanya, kamipun akan pindah katanya tegas. Arfa hanya bisa terpaku mendengar ucapan yang keluar secara tegas dari mulut Nita tersebut. Setelah mengantarkan Nita kerumahnya Arfapun tiba dirumahnya dan melihat ayah dan ibu yang asik menonton televisi dan Ayah menyapanya sebentar.

‘’Baru pulang kamu Arfa ?, tanya Ayah padanya.

‘’Habis dari toko baru itu ya di persimpangan jalan raya ,kami melihat baju serta pernak pernik batik ada disana, ibu tersenyum dan menyindirku

‘’Sama pacarmukah kesana ?!, dengan senyum lebarnya

‘’Ah ibu bisa saja dengan meninggalkan mereka mandi dan makan serta menuju kamarnya. Didalam kamarnya Ia mengingat kembali kata-kata Nita saat mereka menuju rumah sehabis membeli hiasan dinding kerata kuda yang setengan ukiran bati itu. Apakah mungkin Nita tidak lagi bekerja tanyanya dalam hati. Arfa akan merasa kehilangan dan tidak mendapatkan lagi perhatian dari seorang gadis manis seperti Nita.

                                                                            ***

        Pagi - pagi sekali Arfa sudah bangun iapun berkemas-kemas menyiapkan perlangkpan ia bekerja yang seperti biasanya ia menghidupkan moto kesayangannya. Selesai sarapan ia lansung meminta izin pada ayah dan ibunya untuk bekerja. Setiba di tempat kerja Arfa langsung mencari Nita namun tidak menemukannya setelah ia bertanya pada Irwan slah satu temannya Irwan menjawab Nita menemui bos dilantai tiga,dengan gusar Arfa menanti Nita turun dari lantai tiga. Setlah lima menit nita pun turun dari lantai tiga arfa lansung menyapanya.

Hei ‘’Nita kenapa kamu minta izin sama bos ya. Tanya arfa gusar. Ya jawab Nita yang berjalan di iringi Arfa di belakangnya. Jadi besok kamu tdak bekerja lagi ya dengan sedih Arfa bertanya pada Nita.Nita hanya menarik nafas panjang dan menarik tangan Arfa.

''Ayo kita kerja,'' hari ini terakhirku bekerja kamu harus beri aku senyuman jangan cemberut sepeti itu jelek tau’ dengan mengacak-acak rambut Arfa nita berlari kecil dan kembali bekerja.Arfa.Sepulang bekerja Arfa mengajak nita pulang bersama seperti kemarin.Merekapun pulang bersama. Dalam perjalanan Nita tampak diam tak satu katapun keluar dari mulutnya. Seketika Nita mengajak arfa berhenti dan menepikan motornya dibawah pepohonan rindang yang sudah tersedia kursi kayu panjang untuk mereka yang menanti taksi atau ojek, Yang sebelahnya ada warung Es campur. Nita pun mengajak Arfa minum Es campur disana. Mereka pun duduk berhadapan dengan dibatasi meja yang sudah di sediakan untuk minum Es. Nita membuka tasnya dan mengeluarkan Kereta kuda pembelian Arfa kemarin. Betapa terkejunya Arfa melihat kereta kuda yang telah di cat ukur penuh yang bertuliskan ‘’Arfa dan nita.

‘’Ambil ini Arfa, Inilah yang bisa menjadikan ingatan kita berdua, terimakasi ya kamu sudah membelikannya untukku. Sekarang ambillah biarla ini menjadi kenangan bagi kita nanti’’. Dengan nada sedihnya Nita menyodorkan kereta kudanya pada Arfa.

      Arfa menerimanya dengan terdiam bisu seribu bahasa dan menydot Es dari pipetnya Nita hanya tertunduk. Selesai menghabiskan Es merka pun berjalan menuju pulang. Arfa mengantarkan Nita pulang dengan sedihnya Ia melihat wajah nita dalam-dalam Nita hanya tertunduk dan sedih.

         Makasi Arfa hati-hati ya kamu di sini aku akan selalu ingat kamu sapa Nita sedih. Arfapun turun dari motornya dan mendekati Nita.’’Akupun akan ingat kamu Nita kamu juga hati-hati ya disana salam buat ayah ibumu. Dengan berjalan masuk rumahnya nita menagis dan menuju kamarnya. Arfa bergegas pulang dengan sedihnya,setiba di rumah selesai mandi dan makan ia langsung menuju kamarnya dan membuka tasnya. Ia melihat kereta kuda yang di ukir dengan tulisan Arfa dan nita. Arfa lama memandangi kereta kuda hingga larut malam ia tertidur pulas,hingga bangun pagipun ia masih menggenggam kereta kudanya.

          Setiba ditempat kerjanya Arfa tamp ak lemas di mukanya Ia tidak melihat senyum Nita lagi perhatian dari gadis manis seperti Nita yang selalu menemani kerjanya memberikan senyum manis padanya. Dimanapun ia berada ia selalu membawa kereta kuda yang bertuliskan namnanya dan nama gadis manis yang selalau menjadi ingatannya. Arfapun hanya bisa berdoa bila memang jodoh mereka akan di pertemukan lagi, namun bila tidak Ia menyerahkannya pada yang Maha kuasa. Dia hanya berusaha. Apa di berikan tuhan padanya. Itulah yang terbaik untuknya.

                                                                                     ***

Sinopsis Cerpen’’ Kenangan Indah Dalam Goresan Batik’’

     Cerpen ini berkisah tentang seorang lelaki yang mempunyai pekerjaan tetap, yang bahagia dengan keluarga dan pekerjaanya karena ia mendapat teman yang banyak serta baik padanya. Ia adalah Arfa lelaki yang pemalu humoris dan sederhana. bukan hanya teman yang baik padanya ia juga mendapat perhatian khusus dari seorang teman perempuannya yaitu Nita. Mereka berdua saling menyukai namun semua tak membuka perasaan mereka hingga suatu hari Nita memberi tahu kalau ia akan berhenti bekerja karena perpindahan kerja ayahnya yang membuatnya harus berhenti bekerja dan ikut dengan ayahnya. Pernyataan tersebut membuat mereka berdua sedih.

       Keluarga Arfa adalah keluarga kecil yang sangat menyukai batik. Hingga Arfapun mengajak Nita ke toko pernak- pernik batik dan membelikan kereta kuda yang bercorak ukiran batik. Namun tidak seluruh dari kereta kuda terdapat ukiran batiknya harganya paspasan dengan isi dompetnya namun Ia tetap membelinya karena Nita menyukainya.

         Menjelang perpisahan mereka Nita mengembalikan kereta kuda yang telah di belikan Arfa yang telah ia tulis ukir batik dengan nama mereka berdua.Ia kembalikan untuk menjadi kenangan mereka berdua hingga saatnya Nita pergi arfa hanya bisa bersedih mengenang kereta kuda pembeliannya yang ditulis Nita nama mereka berdua. Kereta kuda itu selalu dibawanya dimanapun ia berada ia tetap mengenang selalu sosok Nita gadis manis penyemangat baginya.


                                                                                       END



By''Sari 

“Baju Batik Pemberian Ibu’’

        Ini Adalah cerita fiksi belaka, bila ada ada kesamaan nama ataupun crtanya namun semua itu hnya kbnran semata krn ini hanya sebuah cerita khyal belaka :)

       Diminggu siang itu mentari membubuhkan secercah cahayanya menyinari bumi, yang seperti biasanya, setiap libur panjang selesai bagi raport semester pertama Sari yang libur bersekolah, membantu Ibunya menyiapkan makan siang yang sudah ia rencanakan sebelumnya untuk memasak makanan kesukaannya.

   Di dapur yang berukuran persegi panjang membuat sari bersemangat membatu ibu memasak,yang mana disudut ruangan ada ibu yang bergaun batik dengan lengan sependek sibuk dengan pisau dapur dengan memotong bawang. Seketika ibu memanggilnya.

”Sar tolong ibu ambilkan satu mangkuk”sari bergegas mengambil satu mangkuk yang dipinta ibunya yang kemudian di taruhnya di atas meja.

”Bu ini mangkuknya seraya menaru mangkuk, sapa Sari pada ibunya, sambil memotong bawang tipis

ibu bertanya pada Sari.

’’ Siang kamu mau makan apa sih Sar ?’’, tanya ibu, dengan senyum tipisnya ia menjawab.

‘’Hemm Sari mau makan sate bu. Ibu membalas senyum.

‘’Ok'' jawab ibu, kalau sari mau sate bantu ibu ambil daging ayamnya di kulkas lalu sari cuci dan potong dadu kecil nanti biar ibu yang tusukin satenya.

‘’Siap bu'', dengan semngatnya sari menjawab dan bergegas menuju kulkas di sampingnya dan menyediakan daging yang di perintahkan ibunya.Ibu hanya tersenyum melihat semangat sari membantunya memasak.

    Keakraban dan kasih sayang terpancar dari raut ibu dan anak yang terlihat dari wajah mereka hingga mereka tampak serasi dalam pendapat maupun ide-ide meraka yang telah mereka keluarkan.Begitulah keluarga yang mempunyai anak gadis semata wayang yang cantik, cerdas serta sopan dengan kedua orang tuanya.


                                                                                    ***

       Waktu telah menunjukkan pukul 12.00 WIB,ibu sudah menyiapkan bumbu sate sapa ibu pada Sari, dan ia menoleh sekilas‘’ya bu ini sudah selesai dengan menyodorkan daging yang siap di panggang. Setelah memanggang sate ibu dan Sari bergegas menyajikan makan siang, setelah tersaji di meja makan sari mendekati ayahnya yang duduk di teras halaman rumahnya, yang terlihat hijau dengan pepohonan rindang serta dihiasi dengan indahnya bunga mawar yang ingin menampakkan mekarnya dalam kuncupnya.

         Bunga mawar tersebut adalah bunga kesukaan ibu sari,yang selalu di rawatnya. Dengan nada lembut sari menyapa ayahnya.

’’Yah, ayo makan uda laper ni sapa sari’’dengan dahi berkerut.

‘’Yaa. Jawab ayah singkat dan beranjak dari kursinya.

Di meja makan yang di penuhi hidangan, ibu yang menunggu dengan menuangkan air ke dalam gelas, kamipun makan bersama setelah lima belas menit meraka lahab dengan makanan dan merapikan meja makan yang berantakan,ibu menyapa Sari.

‘’Sar kamu ulang tahun lo hari ini’’

‘’Ow yaa,nada sari terkejut dengan sembringanya ia meminta kado pada ayah dan ibunya.

‘’Ayah’Ibu mana kado untuk sari ?’’Pinta Sari pada ayah dan ibunya.

       Ibu beranjak dari tempat duduknya menuju kamarnya sementara ayahnya hanya tersenyum melihat raut manja sari yang mengharap kado darinya dan ibunya, sari tampak gusar menanti ibunya keluar dari kamar.lebih kurang lima menit ibu didalam kamar, sari menanyakan pada ayahnya apa yang ibu lakukan dikamar.ayah hanya menjawab tunggu saja sebentar nanti ibumu keluar. Dengan tak sabar Sari menanti ibunya ia beranjak dari kursinya ,ayah langsung menyegat sari agar tak menuju kamar istrinya.

‘’Sari duduklah di sini’’Sapa ayahnya.

‘’Yaa’’ayah jawab sari dengan muka cemberut dan kecewa duduk kembali duduk dengan wajah gusar.

Ibu keluar dari kamar dengan membawa kotak sedang berbentuk kubus yang dibungkus rapi dengan sampul kado batik.Membuat mata Sari terbelalak lebar dan tertawa riang.

‘’Apa itu kado unutk sari bu ?’’.

‘’Ayah yang menjawab, itu kodok mainan untuk Sari dengan candanya ayah tertawa pada Sari dan ibu. Sari menggaruk-garuk kepalanya tersenyum.

‘’Ah’’. Bohong jawabnya singkat.

‘’Ini ambil’’. Ibu menyodorkan kotak yang dari tadi dipandangin Sari dengan tanda tanya, sari langsung menyambarnya dengan tak sabar dan mngucapkan terimakasih pada ibunya.

‘’Terimakasih ya bu kadonya, ibu menjawab dengan suara sedikit serak, sari ingatkan berapa usia sari sekarang ?’’. Tanya ibu pada Sari.

‘’Hemm empat belas tahun bu jawab Sari singkat.

‘’Ya'', benar kata ayah dengan senyumnya seraya menghirup air dari gelasnya. Ayo buka ajak ibu pada Sari, dan ia pun membuka kado dengan deg-degkan.

‘’Wah’’bagus sekali bu, setalah ia membuka kadonya. Ia terpanah melihat baju batik bermotif bunga mawar berwarna merah marun dengan pita di lengannya.

‘’Kamu tau sar sejarah batik ?.’’ Tanya ibu pada Sari.

‘’Tidak begitu paham bu sari tentang batik,jawanya singkat.

‘’Ayah menimpalinya bukankah sudah di pelajari di sekolah Tanya Ayah ?,

‘’Ia sih yah sudah di peljari namun sari tidak begitu paham bagai mana membuat batik dengan motif yang bagus seperti baju ini.

                                                                         ***

     Motif batik bermacam-macam jawab ibu, tapi pada zaman dahulu hanya terdapat motif yang masih di dominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Karena kemajuan zaman motif batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Ibu menerangkanya, ayah tersenyum melihat sari mendengar dengan seksama dan ayah pun mengajaknya berlibur ke tempat pembuatan batik yang tidak begitu jauh dari rumah neneknya di Yogyakarta.

       Di tempat neneknya, ia diajak ayah dan ibunya megelilingi kain yang di jemur dengar gambar batik yang indah-indah.setelah lima belas menit mereka melihat ragam batik di sana mendadak ibu pusing ayah segera mengajak ibu pulang namun ibu menolak karena hari ini ulang tahun sari kata ibu dengan menolak. Sari hanya bisa terdiam dengan ragu melihat keadaan ibu berubah pucat. Ayah kembali mengajak ibu berjalan dengan mengadeng tangan ibu. Dalam tiga langkah kemudian ibu terjatuh dan pingsan,sari mendekati ibu dengan memegang tubuhnya.

‘’Ada apa yah dengan ibu Tanya sari?’’

‘’Ayah tidak tau ‘’ ayo kita pulang, ajak ayah kepada Sari.

      Kamipun pulang dalam perjalanan ibu tak kiunjung sadar hanya terlihat wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang dingin lemas di jog korsi mobil Inova Putih yang ayah kendarai dengan tergesa-gesa. Setiba di depan rumah sakit kami menurunkan ibu dengan gendongan ayah, dan tiba di sebuah ruangan ibupun di periksa dokter. Dokter berbicara pada ayah cukup banyak namun Sari tidak begitu pasti mendengarnya karena Sari tidak diperbolehkan dokter masuk. Setelah ayah keluar dari ruangan ,ayah hanya terdiam lemas.

‘’Ada apa yah dengan ibu ?’’.Tanya Sari

‘’Ibu mengalami Hipertensi yang menyebabkan ibu pingsan,jawab ayah sedih.

‘’Apa yah ibu mempunyai penyakit hipertensi.Dengan terkejutnya sari menjawab kenapa sari enggak di berita tau masalah penyakit ibu, hingga ibu sakit separah ini sampai pingsan yah, dengan berlinangan air mata dan napas tersedak. Sari bicara, kalau ialah yang menyebabkan penyakit ibunya kambuh. Ialah yang menyuru ibu membuat sate makan siang tadi, ia menangis sesak ayah memeluk sari dan menatapnya dengan iba.

‘’Tidak sari, ini semua salah ibu dan ayah yang tidak memberi tahu penyakit ibu selama ini. Kami tidak ingin menganggu sekolah sari jawab ayah, sari hanya terisak menangis dan berjalan menuju ruang rawat ibu.

                                                                             ***

“Bu bangun bu’’ ibu harus kuat, ibu harus bisa mengajari Sari membuat batik seperti baju pembarian ibu

dengan isak tangisnya.

Setelah beberapa jam kami duduk di samping ibu, nampak dokter memeriksa ibu dengan berkata ma’afkan kami pak istri bapak tidak tertolong. Terasa di sambar petir ayah tersungkur lemas dokter menutupi ibu dengan selimut seluruh tubuh ibu, sari hanya menatap lemas dan tak mampu berkata-kata melihat ibu yang terbujur kaku.

       Setelah sepuluh hari selepas kepergian ibu ,Sari bersekolah seperti biasanya dengan duka masih tersimpan diraut wajahnya, ia memngingat kata-kata ibu tentang batik dan motif batik serta baju batik yang diberikan ibunya. Sepulang sekolah Sari langsung menuju lemari pakaiyannya ia membuka kotak yang masih rapi dengan baju batik pemberian ibunya disaat ia berulang tahun yang ke empat belas, ia merasakan sedih yang mendalam karena disaat ia berulang tahun ia mendapat kado yang indah dan serta kehilangan orang yang melahirkan dan membesarkanya. Sedih mendalam bagi sari dan ayahnya setelah kepergian Ibunya.

      Baju yang di berikan ibunya akan ia pakai setiap ia berulang tahun dan menjadi kenangan yang tak akan ia lupakan seumur hidupnya karena ia sudah kehilangan ibunya untuk selama-lamanya.

                                                                         ***

Sinopsis Cerpen “Baju Batik Pemberian Ibu’’

    Cerpen ini berkisah tentang kasih sayang seorang Ibu Dan ayah kepada anak perempuan semata wayangnya yaitu’’Sari’’, hingga suatu hari Sari Berulang tahun yang ke empat belas mereka berencana memberikan kado istimewa dengan baju batik serta mengenalkan macam-macam motif batik pada putri kesayangan mereka, namun takdir berkata lain. Ibunya sari meninggal akibat kambuhnya penyakit hipertensinya yang tidak di ketahui sari, kerena mereka menyembunyikannya dari Sari, sari yang tidak mengetahui penyakit ibunya mengajak ibunya membuat sate hingga membuat penyakit ibunya kambu serta tidak tertolongkan lagi.

      Sari pun merasa kehilngan ibunya dan merasa bersalah karena ia yang meminta ibunya membuat sate untuk makan siang di hari ulang tahunnya .Namun nasi telah menjadi bubur ibunya tak mungkin kembali. Setiap berulang tahun sari selalu mengenakan baju pemberian ibunya serta selalu mengingat kisah batik yang perna diceritakan ibunya.

***




END