Kamis, 06 Oktober 2011

''Kenangan Indah Dalam Goresan Batik''

       Hembusan angin malam itu seolah menyapanya dengan riuhnya suara angin, membuat Arfa beranjak dari lamunanya. Arfa itulah panggilan dari kedua orang tuanya yang demikian pula disapa oleh teman-temannya. Arfa bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta PT. Surya Permata, yang tidak begitu jauh dari pemukimannya lebih kurang dua puluh lima menit untuk tiba ditempat kerjanya, yang mana tempat kerjanya itu tempat pengiriman barang dan siap untuk mengirimkan barang. Arfa sudah cukup lama bekerja hingga bos dan teman-temannya sudah cukup mengenal kepribadiannya yang sedikit pemalu, humoris dan selaldu menyukai kesederhanaan. Dengan secangkir kopi hangat buatan ibunya yang menemani sepinya malam di teras rumahnya, yang bertiangkan tembok besar bercorakkan burung merak dalam goresan batik yang sangat di sukai keluarganya, yang membuatnya bernafsu menghirup kopi hangat dengan dinginnya angin malam yang riuh.

     Teringat dengan kakaknya yang telah meninggalkannya. Dimana kakaknya selalu menasehatinya walau mereka hanya dua saudara namun terasa ramai bila dia dan kakaknya selalu bersama. Ibu dan ayahnya pun begitu menyayanginya namun kini tinggalah namanya serta kenangan bersamanya, hemm dengan nafas panjangnya dalam benaknya bergumam. Semua telah berlalu, dengan berjalan masuk menuju kepembaringannya. Diiringi angin malam yang dingin membawanya tertidur lelap.

                                                                                     ***

Keesokan harinya Ia terbangun dengan ketukan pintu dikamarny.

Tok’’tok. Arfa sudah jam tujuh. Ayo’ bangun kamu enggak mau kerja ?,

sapa ibu dari balik pintu kamarnya.

Yaa’’Bu sudah bangunni, jawabnya, dengan malas bangkit dari pembaringan.

Setelah berapa menit kumenatap jam beker dikamarnya, ia bergegas mandi dan bersiap-siap dengan seperti biasa motor kesayangannya Suprafit. Dengan Ia lap bersi dan di hidupkan.

‘’Arfa kamu enggak sarapan dulu!, sapa ibu dari meja makan yang menoleh kearahnya, sambil mengunyah sarapan yang selalu ia sediakan ibunya setiap pagi, namun pagi ini seolah malas sekali perutnya untuk berisi makanan.

‘’Enggak usah bu’’, nanti di tempat kerja saja sarapanya. Jawabnya ‘’Kamu ini kenapa enggak seperti biasanya lo ?

Tanya ayahnya

‘’Lagi malas makan yah’’jawabnya singkat seraya mencium tangan ayah dan ibunya meminta izin bekerja pada mereka. Dalam perjalanan Ia melihat sekumpulan orang disebuah tokoh baru, yang membuat hatinya bertanya apakah gerangan terjadi , setelah Ia mendekati dan turun dari motornya. Ia melihat bermacam-macam kain batik baju serta hiasan dinding lainnya, Yang dikerumuni orang yang ingin melihat dan membelinya. Membuatnya turut andil dan melihatnya namun setelah melihat jam tangan nya Ia bergegas tancap gas menuju ketempat kerjanya.

                                                                                        ***

‘’Hei Arfa’’.Ttumben kamu datang pagi hari ini. Nita salah satu teman wanita yang bekerja sama dengannya. Dengan senyum tipisnya menyapa Arfa.

‘’Owh Ya, Bukankah ini sudah menunjukkan pukuk 07.30 WIB, atau jam tanganmu mati. Haruskah aku memperbaikinya dengan tawa kecil jawab Arfa geli. Nita adalah teman yang selalu perhatian dengannya sejak pertama dia masuk bekerja hingga sekarang ia selalu menyapa dan menyebut nama Arfa dalam kata-katanya, hingga teman kerja yang lain menggosipin merka berpacaran. Namun Arfa dan Nita biasa saja menaggapinya, walau Arfa merasa agak janggal dengan sikap Nita seolah dia penggemar beratnya. Nita terbelalak mendengar jawabannya.

‘’Hah apa katamu. Jam tanganku ini mahal, ini kado pemberian ayahku, jawabnya dengan dahi berkerut melihat jam tangannya dengan jarumjamnya tak bergerak.

‘’Owh ya ‘’sini kulihat dengan menarik tangan Nita, Arfa melihat jam tangannya yang ternyata memang tak berjalan jarum jamnya.Arfa pun tertawa lepas.

Ha’ha’ha, begitu indah jam tanganmu. Hupz lalu terhenti seketika tawanya setelah melihat teman yang lain menghampiri kami. Ada apa Arfa begitu senangnya kamu hari ini, sapa Irwan salah satu teman Arfa. Mmm jawab Arfa kaku, Nita hanya cemberut melihat mereka Nitapun langsung bicara pada teman yang lainnya kalau Arfa akan lebih rajin lagi bekerja dan selalu datang pagi. Teman yang lain menimpalinya bukankah Arfa sangat malas datang pagi sekarang sudah hampir pukul 08.00 WIB,loh. Mereka semuapun tertawa dan kembali bekerja menyusun barang yang siap untuk dikirim

‘’Wah Kalian benar-benar terlalu dengan senyum tipisku menunjuk teman-temanku yang kemudian bekerja kembali.

       Setelah jam makan siang kami beristirahat sejenak dengan duduk bersama di sebuah gudang berisi barang yang akan kami kirimkan tempat kami biasa istirahat sehabis makan siang ,ia mengajak Nita berbicara tentang apa yang di lihatnya pagi tadi dan ia mengajak nita kesana.. Tanpa menanyakan lagi Nita langsung menyetujuinya, Ia pun senang mendengarnya. Sepulangnya mereka berdua mampir di toko baru tersebut. Merekapun melihat beberapa hiasan dinding yang di pajanga rapi di lemari susun, tiba-tiba Nita menarik Arfa dan menunjukkan kereta kuda yang diukir gambar batik yang separuh dari keretanya tidak dipenuhi cat ukiran batik.

                                                                                          ***

     ''Lihat ini Arfa bagus sekali bila kita tulis nama kita sendiri dengan ukiran batik, dengan memegang kereta kuda dan menunjukkan padaku. Seketika seorang ibu dengan rambut sedikit beruban dengan kaca matanya ia berceloteh mendekati kami.

’’Ia nak, ini bagus sekali bila kalian bisa ukir lagi, dengan melihat kereta kuda yang dipegang Nita Arfa pun mendekati Bapak setengan baya yang sibuk dengan barang pernak-pernik batik yang diperdagangkannya yang tontoni banyak orang itu. Menanyakan harga kereta kuda yang di tunjukkan nita padanya.



‘’Berapa pak harga kereta kuda itu sambil menunjuk ke arah Nita yang memegang kereta kuda. Dengan menyipitkan matanya melihat kereta kuda yang di pegang Nita. Rp. 150.000-nak jawab Bapak setengah baya itu, dengan menarik napas panjang aku melihat isi dompetku yang mempunyai uang pas Rp.150.000-,akupun membelinya dan memberikannya pada Nita. Dengan bahagianya ia membawa kereta kuda itu dan dalam perjalanan ia bergumam sendiri.

‘’Alangkah cantiknya nanti kereta kuda ini di ukir nama Fanni( Arfa dan nita ) hmm bagus didengar dengan senyumnya sendiri,wah kamu ini kenapa sih nita tanyaku aneh.

    Dengan senyum tipisnya ia menjawab taukah kamu mungkin lusa aku tidak bekerja lagi. Dengan terkejutnya Arfa mematikan mesin motor seketika dan meoleh pada nita yang duduk di belakangnya.

‘’Apa katamu ?. Kamu tidak bekerja lagi. Kenapa ? Tanya Arfa terkejut.’’

‘’Ayahku dipindahkan kerjanya, kamipun akan pindah katanya tegas. Arfa hanya bisa terpaku mendengar ucapan yang keluar secara tegas dari mulut Nita tersebut. Setelah mengantarkan Nita kerumahnya Arfapun tiba dirumahnya dan melihat ayah dan ibu yang asik menonton televisi dan Ayah menyapanya sebentar.

‘’Baru pulang kamu Arfa ?, tanya Ayah padanya.

‘’Habis dari toko baru itu ya di persimpangan jalan raya ,kami melihat baju serta pernak pernik batik ada disana, ibu tersenyum dan menyindirku

‘’Sama pacarmukah kesana ?!, dengan senyum lebarnya

‘’Ah ibu bisa saja dengan meninggalkan mereka mandi dan makan serta menuju kamarnya. Didalam kamarnya Ia mengingat kembali kata-kata Nita saat mereka menuju rumah sehabis membeli hiasan dinding kerata kuda yang setengan ukiran bati itu. Apakah mungkin Nita tidak lagi bekerja tanyanya dalam hati. Arfa akan merasa kehilangan dan tidak mendapatkan lagi perhatian dari seorang gadis manis seperti Nita.

                                                                            ***

        Pagi - pagi sekali Arfa sudah bangun iapun berkemas-kemas menyiapkan perlangkpan ia bekerja yang seperti biasanya ia menghidupkan moto kesayangannya. Selesai sarapan ia lansung meminta izin pada ayah dan ibunya untuk bekerja. Setiba di tempat kerja Arfa langsung mencari Nita namun tidak menemukannya setelah ia bertanya pada Irwan slah satu temannya Irwan menjawab Nita menemui bos dilantai tiga,dengan gusar Arfa menanti Nita turun dari lantai tiga. Setlah lima menit nita pun turun dari lantai tiga arfa lansung menyapanya.

Hei ‘’Nita kenapa kamu minta izin sama bos ya. Tanya arfa gusar. Ya jawab Nita yang berjalan di iringi Arfa di belakangnya. Jadi besok kamu tdak bekerja lagi ya dengan sedih Arfa bertanya pada Nita.Nita hanya menarik nafas panjang dan menarik tangan Arfa.

''Ayo kita kerja,'' hari ini terakhirku bekerja kamu harus beri aku senyuman jangan cemberut sepeti itu jelek tau’ dengan mengacak-acak rambut Arfa nita berlari kecil dan kembali bekerja.Arfa.Sepulang bekerja Arfa mengajak nita pulang bersama seperti kemarin.Merekapun pulang bersama. Dalam perjalanan Nita tampak diam tak satu katapun keluar dari mulutnya. Seketika Nita mengajak arfa berhenti dan menepikan motornya dibawah pepohonan rindang yang sudah tersedia kursi kayu panjang untuk mereka yang menanti taksi atau ojek, Yang sebelahnya ada warung Es campur. Nita pun mengajak Arfa minum Es campur disana. Mereka pun duduk berhadapan dengan dibatasi meja yang sudah di sediakan untuk minum Es. Nita membuka tasnya dan mengeluarkan Kereta kuda pembelian Arfa kemarin. Betapa terkejunya Arfa melihat kereta kuda yang telah di cat ukur penuh yang bertuliskan ‘’Arfa dan nita.

‘’Ambil ini Arfa, Inilah yang bisa menjadikan ingatan kita berdua, terimakasi ya kamu sudah membelikannya untukku. Sekarang ambillah biarla ini menjadi kenangan bagi kita nanti’’. Dengan nada sedihnya Nita menyodorkan kereta kudanya pada Arfa.

      Arfa menerimanya dengan terdiam bisu seribu bahasa dan menydot Es dari pipetnya Nita hanya tertunduk. Selesai menghabiskan Es merka pun berjalan menuju pulang. Arfa mengantarkan Nita pulang dengan sedihnya Ia melihat wajah nita dalam-dalam Nita hanya tertunduk dan sedih.

         Makasi Arfa hati-hati ya kamu di sini aku akan selalu ingat kamu sapa Nita sedih. Arfapun turun dari motornya dan mendekati Nita.’’Akupun akan ingat kamu Nita kamu juga hati-hati ya disana salam buat ayah ibumu. Dengan berjalan masuk rumahnya nita menagis dan menuju kamarnya. Arfa bergegas pulang dengan sedihnya,setiba di rumah selesai mandi dan makan ia langsung menuju kamarnya dan membuka tasnya. Ia melihat kereta kuda yang di ukir dengan tulisan Arfa dan nita. Arfa lama memandangi kereta kuda hingga larut malam ia tertidur pulas,hingga bangun pagipun ia masih menggenggam kereta kudanya.

          Setiba ditempat kerjanya Arfa tamp ak lemas di mukanya Ia tidak melihat senyum Nita lagi perhatian dari gadis manis seperti Nita yang selalu menemani kerjanya memberikan senyum manis padanya. Dimanapun ia berada ia selalu membawa kereta kuda yang bertuliskan namnanya dan nama gadis manis yang selalau menjadi ingatannya. Arfapun hanya bisa berdoa bila memang jodoh mereka akan di pertemukan lagi, namun bila tidak Ia menyerahkannya pada yang Maha kuasa. Dia hanya berusaha. Apa di berikan tuhan padanya. Itulah yang terbaik untuknya.

                                                                                     ***

Sinopsis Cerpen’’ Kenangan Indah Dalam Goresan Batik’’

     Cerpen ini berkisah tentang seorang lelaki yang mempunyai pekerjaan tetap, yang bahagia dengan keluarga dan pekerjaanya karena ia mendapat teman yang banyak serta baik padanya. Ia adalah Arfa lelaki yang pemalu humoris dan sederhana. bukan hanya teman yang baik padanya ia juga mendapat perhatian khusus dari seorang teman perempuannya yaitu Nita. Mereka berdua saling menyukai namun semua tak membuka perasaan mereka hingga suatu hari Nita memberi tahu kalau ia akan berhenti bekerja karena perpindahan kerja ayahnya yang membuatnya harus berhenti bekerja dan ikut dengan ayahnya. Pernyataan tersebut membuat mereka berdua sedih.

       Keluarga Arfa adalah keluarga kecil yang sangat menyukai batik. Hingga Arfapun mengajak Nita ke toko pernak- pernik batik dan membelikan kereta kuda yang bercorak ukiran batik. Namun tidak seluruh dari kereta kuda terdapat ukiran batiknya harganya paspasan dengan isi dompetnya namun Ia tetap membelinya karena Nita menyukainya.

         Menjelang perpisahan mereka Nita mengembalikan kereta kuda yang telah di belikan Arfa yang telah ia tulis ukir batik dengan nama mereka berdua.Ia kembalikan untuk menjadi kenangan mereka berdua hingga saatnya Nita pergi arfa hanya bisa bersedih mengenang kereta kuda pembeliannya yang ditulis Nita nama mereka berdua. Kereta kuda itu selalu dibawanya dimanapun ia berada ia tetap mengenang selalu sosok Nita gadis manis penyemangat baginya.


                                                                                       END



By''Sari 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar