Kamis, 06 Oktober 2011

“Baju Batik Pemberian Ibu’’

        Ini Adalah cerita fiksi belaka, bila ada ada kesamaan nama ataupun crtanya namun semua itu hnya kbnran semata krn ini hanya sebuah cerita khyal belaka :)

       Diminggu siang itu mentari membubuhkan secercah cahayanya menyinari bumi, yang seperti biasanya, setiap libur panjang selesai bagi raport semester pertama Sari yang libur bersekolah, membantu Ibunya menyiapkan makan siang yang sudah ia rencanakan sebelumnya untuk memasak makanan kesukaannya.

   Di dapur yang berukuran persegi panjang membuat sari bersemangat membatu ibu memasak,yang mana disudut ruangan ada ibu yang bergaun batik dengan lengan sependek sibuk dengan pisau dapur dengan memotong bawang. Seketika ibu memanggilnya.

”Sar tolong ibu ambilkan satu mangkuk”sari bergegas mengambil satu mangkuk yang dipinta ibunya yang kemudian di taruhnya di atas meja.

”Bu ini mangkuknya seraya menaru mangkuk, sapa Sari pada ibunya, sambil memotong bawang tipis

ibu bertanya pada Sari.

’’ Siang kamu mau makan apa sih Sar ?’’, tanya ibu, dengan senyum tipisnya ia menjawab.

‘’Hemm Sari mau makan sate bu. Ibu membalas senyum.

‘’Ok'' jawab ibu, kalau sari mau sate bantu ibu ambil daging ayamnya di kulkas lalu sari cuci dan potong dadu kecil nanti biar ibu yang tusukin satenya.

‘’Siap bu'', dengan semngatnya sari menjawab dan bergegas menuju kulkas di sampingnya dan menyediakan daging yang di perintahkan ibunya.Ibu hanya tersenyum melihat semangat sari membantunya memasak.

    Keakraban dan kasih sayang terpancar dari raut ibu dan anak yang terlihat dari wajah mereka hingga mereka tampak serasi dalam pendapat maupun ide-ide meraka yang telah mereka keluarkan.Begitulah keluarga yang mempunyai anak gadis semata wayang yang cantik, cerdas serta sopan dengan kedua orang tuanya.


                                                                                    ***

       Waktu telah menunjukkan pukul 12.00 WIB,ibu sudah menyiapkan bumbu sate sapa ibu pada Sari, dan ia menoleh sekilas‘’ya bu ini sudah selesai dengan menyodorkan daging yang siap di panggang. Setelah memanggang sate ibu dan Sari bergegas menyajikan makan siang, setelah tersaji di meja makan sari mendekati ayahnya yang duduk di teras halaman rumahnya, yang terlihat hijau dengan pepohonan rindang serta dihiasi dengan indahnya bunga mawar yang ingin menampakkan mekarnya dalam kuncupnya.

         Bunga mawar tersebut adalah bunga kesukaan ibu sari,yang selalu di rawatnya. Dengan nada lembut sari menyapa ayahnya.

’’Yah, ayo makan uda laper ni sapa sari’’dengan dahi berkerut.

‘’Yaa. Jawab ayah singkat dan beranjak dari kursinya.

Di meja makan yang di penuhi hidangan, ibu yang menunggu dengan menuangkan air ke dalam gelas, kamipun makan bersama setelah lima belas menit meraka lahab dengan makanan dan merapikan meja makan yang berantakan,ibu menyapa Sari.

‘’Sar kamu ulang tahun lo hari ini’’

‘’Ow yaa,nada sari terkejut dengan sembringanya ia meminta kado pada ayah dan ibunya.

‘’Ayah’Ibu mana kado untuk sari ?’’Pinta Sari pada ayah dan ibunya.

       Ibu beranjak dari tempat duduknya menuju kamarnya sementara ayahnya hanya tersenyum melihat raut manja sari yang mengharap kado darinya dan ibunya, sari tampak gusar menanti ibunya keluar dari kamar.lebih kurang lima menit ibu didalam kamar, sari menanyakan pada ayahnya apa yang ibu lakukan dikamar.ayah hanya menjawab tunggu saja sebentar nanti ibumu keluar. Dengan tak sabar Sari menanti ibunya ia beranjak dari kursinya ,ayah langsung menyegat sari agar tak menuju kamar istrinya.

‘’Sari duduklah di sini’’Sapa ayahnya.

‘’Yaa’’ayah jawab sari dengan muka cemberut dan kecewa duduk kembali duduk dengan wajah gusar.

Ibu keluar dari kamar dengan membawa kotak sedang berbentuk kubus yang dibungkus rapi dengan sampul kado batik.Membuat mata Sari terbelalak lebar dan tertawa riang.

‘’Apa itu kado unutk sari bu ?’’.

‘’Ayah yang menjawab, itu kodok mainan untuk Sari dengan candanya ayah tertawa pada Sari dan ibu. Sari menggaruk-garuk kepalanya tersenyum.

‘’Ah’’. Bohong jawabnya singkat.

‘’Ini ambil’’. Ibu menyodorkan kotak yang dari tadi dipandangin Sari dengan tanda tanya, sari langsung menyambarnya dengan tak sabar dan mngucapkan terimakasih pada ibunya.

‘’Terimakasih ya bu kadonya, ibu menjawab dengan suara sedikit serak, sari ingatkan berapa usia sari sekarang ?’’. Tanya ibu pada Sari.

‘’Hemm empat belas tahun bu jawab Sari singkat.

‘’Ya'', benar kata ayah dengan senyumnya seraya menghirup air dari gelasnya. Ayo buka ajak ibu pada Sari, dan ia pun membuka kado dengan deg-degkan.

‘’Wah’’bagus sekali bu, setalah ia membuka kadonya. Ia terpanah melihat baju batik bermotif bunga mawar berwarna merah marun dengan pita di lengannya.

‘’Kamu tau sar sejarah batik ?.’’ Tanya ibu pada Sari.

‘’Tidak begitu paham bu sari tentang batik,jawanya singkat.

‘’Ayah menimpalinya bukankah sudah di pelajari di sekolah Tanya Ayah ?,

‘’Ia sih yah sudah di peljari namun sari tidak begitu paham bagai mana membuat batik dengan motif yang bagus seperti baju ini.

                                                                         ***

     Motif batik bermacam-macam jawab ibu, tapi pada zaman dahulu hanya terdapat motif yang masih di dominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Karena kemajuan zaman motif batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Ibu menerangkanya, ayah tersenyum melihat sari mendengar dengan seksama dan ayah pun mengajaknya berlibur ke tempat pembuatan batik yang tidak begitu jauh dari rumah neneknya di Yogyakarta.

       Di tempat neneknya, ia diajak ayah dan ibunya megelilingi kain yang di jemur dengar gambar batik yang indah-indah.setelah lima belas menit mereka melihat ragam batik di sana mendadak ibu pusing ayah segera mengajak ibu pulang namun ibu menolak karena hari ini ulang tahun sari kata ibu dengan menolak. Sari hanya bisa terdiam dengan ragu melihat keadaan ibu berubah pucat. Ayah kembali mengajak ibu berjalan dengan mengadeng tangan ibu. Dalam tiga langkah kemudian ibu terjatuh dan pingsan,sari mendekati ibu dengan memegang tubuhnya.

‘’Ada apa yah dengan ibu Tanya sari?’’

‘’Ayah tidak tau ‘’ ayo kita pulang, ajak ayah kepada Sari.

      Kamipun pulang dalam perjalanan ibu tak kiunjung sadar hanya terlihat wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang dingin lemas di jog korsi mobil Inova Putih yang ayah kendarai dengan tergesa-gesa. Setiba di depan rumah sakit kami menurunkan ibu dengan gendongan ayah, dan tiba di sebuah ruangan ibupun di periksa dokter. Dokter berbicara pada ayah cukup banyak namun Sari tidak begitu pasti mendengarnya karena Sari tidak diperbolehkan dokter masuk. Setelah ayah keluar dari ruangan ,ayah hanya terdiam lemas.

‘’Ada apa yah dengan ibu ?’’.Tanya Sari

‘’Ibu mengalami Hipertensi yang menyebabkan ibu pingsan,jawab ayah sedih.

‘’Apa yah ibu mempunyai penyakit hipertensi.Dengan terkejutnya sari menjawab kenapa sari enggak di berita tau masalah penyakit ibu, hingga ibu sakit separah ini sampai pingsan yah, dengan berlinangan air mata dan napas tersedak. Sari bicara, kalau ialah yang menyebabkan penyakit ibunya kambuh. Ialah yang menyuru ibu membuat sate makan siang tadi, ia menangis sesak ayah memeluk sari dan menatapnya dengan iba.

‘’Tidak sari, ini semua salah ibu dan ayah yang tidak memberi tahu penyakit ibu selama ini. Kami tidak ingin menganggu sekolah sari jawab ayah, sari hanya terisak menangis dan berjalan menuju ruang rawat ibu.

                                                                             ***

“Bu bangun bu’’ ibu harus kuat, ibu harus bisa mengajari Sari membuat batik seperti baju pembarian ibu

dengan isak tangisnya.

Setelah beberapa jam kami duduk di samping ibu, nampak dokter memeriksa ibu dengan berkata ma’afkan kami pak istri bapak tidak tertolong. Terasa di sambar petir ayah tersungkur lemas dokter menutupi ibu dengan selimut seluruh tubuh ibu, sari hanya menatap lemas dan tak mampu berkata-kata melihat ibu yang terbujur kaku.

       Setelah sepuluh hari selepas kepergian ibu ,Sari bersekolah seperti biasanya dengan duka masih tersimpan diraut wajahnya, ia memngingat kata-kata ibu tentang batik dan motif batik serta baju batik yang diberikan ibunya. Sepulang sekolah Sari langsung menuju lemari pakaiyannya ia membuka kotak yang masih rapi dengan baju batik pemberian ibunya disaat ia berulang tahun yang ke empat belas, ia merasakan sedih yang mendalam karena disaat ia berulang tahun ia mendapat kado yang indah dan serta kehilangan orang yang melahirkan dan membesarkanya. Sedih mendalam bagi sari dan ayahnya setelah kepergian Ibunya.

      Baju yang di berikan ibunya akan ia pakai setiap ia berulang tahun dan menjadi kenangan yang tak akan ia lupakan seumur hidupnya karena ia sudah kehilangan ibunya untuk selama-lamanya.

                                                                         ***

Sinopsis Cerpen “Baju Batik Pemberian Ibu’’

    Cerpen ini berkisah tentang kasih sayang seorang Ibu Dan ayah kepada anak perempuan semata wayangnya yaitu’’Sari’’, hingga suatu hari Sari Berulang tahun yang ke empat belas mereka berencana memberikan kado istimewa dengan baju batik serta mengenalkan macam-macam motif batik pada putri kesayangan mereka, namun takdir berkata lain. Ibunya sari meninggal akibat kambuhnya penyakit hipertensinya yang tidak di ketahui sari, kerena mereka menyembunyikannya dari Sari, sari yang tidak mengetahui penyakit ibunya mengajak ibunya membuat sate hingga membuat penyakit ibunya kambu serta tidak tertolongkan lagi.

      Sari pun merasa kehilngan ibunya dan merasa bersalah karena ia yang meminta ibunya membuat sate untuk makan siang di hari ulang tahunnya .Namun nasi telah menjadi bubur ibunya tak mungkin kembali. Setiap berulang tahun sari selalu mengenakan baju pemberian ibunya serta selalu mengingat kisah batik yang perna diceritakan ibunya.

***




END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar